KUNCI SUKSES BUDIDAYA BELUT KENDAL

Kunci sukses budidaya belut kendal
1. Media harus matang atau sempurna.
2. Bibit unggul.
3. Pakan hidup dan segar.
4. Vitamin dan formula.
5. Air yang cukup.
6. Hindari kawasan industri.
7. Pengawasan.
Untuk info budidaya dan penjualan bibit belut serta belut konsumsi, hub maestro belut dengan bpk zaenal 081584642928.

CONTOH PEMBESARAN BELUT

Contoh pembesaran belut yang dilakukan petani belut kompak kendal. (FOTO).

PASCA PANEN

Setelah pasca panen yang diperhatikan adalah membersihkan dan memperbaiki kolam pemeliharaan bila ada yang bocor atau terpal yang robek,untuk drum (kaleng) bila sisi dalamnya ada yang karatan, lekas di cat lagi dengan terlebih dahulu lumpur dikeluarkan dari drum. Hendaknya media pemeliharaan dapat digantikan dengan yang baru, supaya zat renik-renik makanan belut tak habis dan tumbuh banyak seperti habitat aslinya di alam.

PEMANENAN BELUT

Untuk memanen belut diperlukan ketepatan waktu dan cara panen yang baik. Wadah atau tempat penampungan juga perlu dipersiapkan untuk membawa belut hasil panen ke lokasi penjualan atau ke exportir belut.
Belut siap dipanen untuk kebutuhan pasar lokal dari mulai penaburan benih minimal 3 bulan, sedangkan untuk kebutuhan pasar exsport dari mulai penaburan benih minimal 6 bulan atau tergantung usia benih yang di tebar.

HAMA BELUT

Pada belut jarang sekali ditemukan penyakit serius yang disebabkan oleh kuman / bakteri, artinya resiko terkena penyakit yang serius itu kecil sekali, apabila syarat-syarat untuk budidaya belut telah dilakukan sesuai prosedur.
Faktor yang menyebabkan hasil produksi tidak maksimal pada budidaya belut itu disebabkan oleh kekeringan, kekurangan pakan yang menyebabkan terjadinya kanibalisme (memakan sesamanya), air tak mengalir, dan suhu tinggi.
Jadi agar belut tetap sehat, usahakan dikerjakan sendiri baik dalam pengawasan, pemberian pakan, mengatur sirkulasi air, dan pemberdayaan lingkungan.
Hama belut selain dari pemangsa, juga dapat juga terjadi karena persaingan dalam hal makanan. Hama dan pemangsa yang bisa menyerbu kolam pemeliharaan belut, antara lain : ular cabe (daerah pantura), bebek/itik/kepik air, burung belibis, ayam pelung, berang-berang, human error (kesalahan manusia).
Cara yang terbaik yang cepat dalam pengendalian hama dan pemangsa belut, yaitu dengan membuat kondisi kolam pemeliharaan dekat dengan pemiliknya atau dipagar dan peduli dengan lingkungan setempat. Serta kondisi kolam harus selalu dikontrol agar tetap terjaga dengan baik.

MAKANAN DAN KEBIASAAN MAKAN BELUT

Secara alamiah belut memakan berbagai makanan jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh didalam air, seperti : serangga, siput, cacing, anak katak, anak-anak ikan, keong mas, bekicot, belatung dan lain sebagainya. Jadi belut termasuk golongan karnivora yaitu hewan pemakan daging.
Belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus, seperti : protozoa (hewan bersel satu) , mikrokrustasea (udang-udangan renik) , imoertabrata mikroskopik (hewan-hewan tak bertulang belakang yang kecil-kecil).
Belut yang sudah dewasa memakan larva-larva serangga, benih-benih ikan yang masih lemah, cacing, keong mas, bekicot, anak katak, belatung, daging-dagingan, limbah pemotongan hewan dan sebagai alternatif dengan pellet belut.
Karena belut menyukai binatang hidup, maka tak mudah belut mencari makanannya. Untuk itu belut menyergap mangsanya dengan membuat lubang perangkap. Lubang ini dibuat dengan menggali lumpur, baik di tepian perairan maupun ditengah sawah / rawa. Lubang penyergap ini pada umumnya berdiameter 5 cm dan memanjang seperti terowongan. Bentuk lubang mula-mula tegak ke bawah, lalu membengkok dan kemudian mendatar.

MEMILIH BIBIT YANG BAIK (UNGGUL)

Pelaksanaan pembesaran belut sudah bisa dimulai setelah terlengkapinya semua sarana yang dibutuhkan. Untuk tahapan berikutnya yaitu memilih bibit yang baik. Dimana tujuannya agar diperoleh belut berkualitas baik dan tidak menghasilkan keturunan abnormal.
.pemilihan bibit yang baik ada 2 cara yaitu :
1. Bibit belut hasil perkawinan silang antara belut dari rawa dan sawah.
2. Bibit belut hasil tangkapan alam, tapi harus dengan posong atau bubu dan tidak disetrum.
Petani-petani belut kompak kendal, dari dulu sampai sekarang telah bisa dan pakai bibit dari hasil pijahan dan sendiri. Bibit dari petani belut kompak kendal merupakan hasil silangan belut rawa dan belut sawah. Apabila anda ingin dan berminat mendapatkan bibit tersebut dari pijahan belut kompak kendal, bisa menghubungi no.telepon yang tertera di halaman profil blog ini.

VITAMIN UNTUK BUDIDAYA BELUT

Belut sendiri tidak jauh berbeda dengan manusia, biar pertumbuhannya cepat dan nafsu makan bertambah itu harus diberikan vitamin. Cara pembuatan vitamin belut sebagai berikut :
1. Jamu > 1 liter
2. Molases > 1 liter
3. Air bersih > 100 liter
komposisi tersebut dicampur / dilarutkan dan didiamkan selama 1 minggu. Dan hasilnya sekitar 102 liter ( vitamin )
.manfaat vitamin belut:
1.memberi kekebalan terhadap serangan penyakit.
2.mengobati belut yang sakit atau jamuran.
3.menambah nafsu makan.
4.menetralisir sisa-sisa pakan.
5.kualitas belut cepat besar dan baik.

PEMBUATAN EM 4 / PUPUK ORGANIC CAIR YANG DI FERMENTASIKAN

Bahan-bahan :
1. EM 4> 1.botol (1 liter)
2.Gula / molases> 500 gram
3.Air bersih> 50.liter
cara pembuatannya :
semua bahan-bahan dicampur dan diaduk-aduk, kemudian didiamkan selama 1.minggu (masa fermentasi).
Manfaat dari fermentasi ini adalah :
1.menetralisir sisa pakan yang tersisa
2.menstabilkan PH air
3.meningkatkan kadar oksigen ( O2)
4.menekan kadar kimia ( amonia, metan, asam atau hasil pakan yang tidak terbuang dan bisa mengakibatkan pertumbuhan belut lambat atau cepat mati / stres ).

PEMBUATAN EM 4 / PUPUK ORGANIC CAIR YANG DI FERMENTASIKAN

Bahan-bahan :
1. EM 4> 1.botol (1 liter)
2.Gula / molases> 500 gram
3.Air bersih> 50.liter
cara pembuatannya :
semua bahan-bahan dicampur dan diaduk-aduk, kemudian didiamkan selama 1.minggu (masa fermentasi).

C. PEMBUATAN MEDIA

Untuk media pemeliharaan berupa tanah sawah / lumpur, jerami, gedebog pisang dan probiotik ( pupuk organic / EM 4).
a. Susunan media pemeliharaan (fermentasi di dalam kolam)
air > 3~5 cm
lumpur sawah > 50~60 cm
jerami > 5 cm
gedebog pisang > 20~40 cm
Dalam setiap lapisan disiram dengan pupuk organic cair (EM 4) yang sudah dilarutkan.
Komposisi larutan EM 4 sebagai berikut :
EM 4 > 1.botol (1 liter)
Gula /molases > 250 gram
Air > 100 liter
ketiga bahan tersebut diatas dilarutkan.

B.3 tong / drum

Drum / tong yang dipakai untuk budidaya sebaiknya direbahkan dan untuk drum (kaleng) sebaiknya dicat terlebih dahulu. Ini merupakan alternatif yang paling ringan, tapi cuma dapat menampung sedikit saja.

B.2 kolam terpal (diatas tanah)

Ini merupakan alternatif bagi yang mempunyai modal yang kecil, untuk luasnya mengikuti luas lahan yang dipunyai. Modal bisa disesuaikan dengan kemampuan, tapi biasanya cuma bisa bertahan sampai 3 (tiga) kali panen saja.
B.1 MEMILIH TEMPAT/ LOKASI B
UDIDAYA
Bagi para investor atau peminat budidaya belut, sebelum memutuskan membuat kolam terpal,tembok dan drum; yang perlu diperhatikan sebagai langkah awal adalah survey lokasi yang baik untuk budidaya belut. Yang perlu diperhatikan antara lain :
-luas lahan yang akan dibuat
-kemiringan lahan dan dikondisi tanah labil / stabil
-sumber mata air
-hindari dari kawasan industri
kolam ini dapat di atas atau galian tanah, tergantung pada luasnya lahan yang akan memudahkan kita didalam pengamatan, pembangunan konstruksi kolam, seperti pintu air, saringan dan sebagainya.
B.2 PEMBUATAN KOLAM
Wadah untuk budidaya belut ada 3 macam :
1. Kolam tembok (diatas tanah)
kolam tembok biasanya dibangun diatas tanah. Kolam ini bersifat permanen, jika dalam membuat membuat kolam tembok lebih dari 5 kolam hendaknya dipasang selup, agar antar kolam satu dengan kolam lainnya tidak retak atau hancur. Keuntungan kolam ini bisa dipakai selamanya tapi membutuhkan biaya yang relatif banyak.

A. MENGENAL BELUT

Indonesia yang beriklim tropis merupakan tempat ekosistem belut, terutama belut sawah. Belut banyak kita jumpai diberbagai wilayah sekitar kita. Namun akan lebih banyak kita jumpai diwaktu musim penghujan, baik disawah maupun dirawa. Akan tetapi dizaman sekarang ini kita susah untuk menemukan belut diarea persawahan, karena seringnya para petani menggunakan anti hama atau pestisida yang berlebihan untuk membasmi hama. Hal inilah yang merusak ekosistem disawah, terutama ekosistem belut. Padahal selain daging belut yang enak dan lezat untuk dikonsumsi, belut memiliki kandungan protein yang tergolong tinggi dibandingkan dengan daging-daging yang lain. Jadi bukan sesuatu yang mengherankan jika harga belut di pasar bisa melambung tinggi dan juga sangat digemari oleh konsumen mancanegara, sehingga belut juga menjadi komoditi ekspor yang diandalkan sampai sekarang ini.
Belut yang kita kenal ada 2 (dua) jenis, yaitu : belut sawah (monopterus albus) dan belut rawa (simbrakus benglesis mc. Cell). Selain kedua jenis tersebut, masih ada satu lagi yaitu : sidat (anggilla sp) yang hidup diperairan laut ataupun air payau. by-belutkompak-kendal.